Gempa bumi

  JAKARTA, KOMPAS.com - Gempa susulan berkekuatan 5,1 Skala Richter (SR) kembali mengguncang wilayah Biak, Papua dan sekitarnya, Rabu (16/6/2010) pukul 21.40 WIB. Pusat gempa masih di sekitar episentrum gempa 7,1 SR yang terjadi tadi pagi.

Menurut data Badan Meteorologi Geofisika dan Klimatologi (BMKG) seperti dipublikasikan dalam situsnya, gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Pusat gempa berada di koordinat 2,23 Lintang Selatan dan 136,66 Bujur Timur (BT) pada kedalaman 24 kilometer.

Dari catatan BMKG, seidaknya sudah terjadi enam kali gempa berkekuatan lebih dari 5 Skala Ricter di kawasan tersebut sejak gempa pertama tercatat pada pukul 10.06. Masing-masing bekekuatan 6,2 SR (10.06); 7,1 SR (10.16); 5,3 SR (10.38); 6,6 SR (10.58); 5 SR (13.10), dan 5,1 SR (21.40). Info selengkapnya buka kompas.com
0 komentar

Itstisna’ dalam Iman

Oleh: Muslich Khumaidi 
Qo’idah: Manusia dikatakan sebagi orang yang mukmin dalam hokum-hukumnya dan dalam hal waritsnya, dan dia tidak mengetahui bagaimanakah kedudukannya disisi Allah, maka barang siapa yang mengatakan bahwa ia seorang mukmin sejati (Mukmin Haqqon) ia adalah seorang mubtadi’, dan barang siapa yang mengatakan bahwa dia  mukmin disisi Allah maka ia pembohong, dan barang siapa yang mengatakan beriman kepada Allah maka dialah yang benar.

A.    Pengertian
Maksud istitsna’ dalam iman adalah perkataan seseorang ketika ditanya apakah anda mukmin? Maka ia menjawab “ Tiada Illah selain Allah SWT, atau aku beriman kepada Allah atau  aku seorang mukmin insya Allah atau aku berharap menjadi seorang mukmin.

Imam Ahmad mengatakan Istitsna’ dalam iman merupakan sunah terdahulu yaitu para ulama’dan bukan menunjukkan keragu-raguan, maka jika seseorang ditanya apakah engkau seorang mukmin? Maka hendaknya ia mengatakan: saya seorang mukmin insya Allah, atau ia mengatakan saya berharap menjadi seorang mukmin, atau ia mengatakan saya beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitabNya, dan rosul-rosul-Nya .

Ibnu Taimiyah mengatakan: Adapun mazdhab salaf yaitu para ashabul hadits, seperti Ibnu Mas’ud dan sahabat-sahabatnya,  ats-Tsauri, Ibnu Uyainah, serta kebanyakan ulama’ kufah, Yahya bin Said al-Qothon,   atas apa yang diriwayatkan oleh ulama’ ahlul bashroh, dan Ahmad bin Hambal dan lainnya dari ulama’ sunnah sesungguhnya mereka melakukan ististna’dalam masalah iman ini. Dan riwayat ini mutawatir dari mereka.

Imam Ahmad mengatakan bahwasanya Ali bin Bahr menceritakan kepada saya ia berkata: Saya mendengar Jarir bin Abdul Hamid berkata: Sesungguhnya al-A’masy,  Mughiroh, Mansyur, Laits, Atha’ bin as-Saib, Ismail bin Abi Kholid, Amaroh bin Qo’qo’, al-Ala’ bin al-Musayib, Ibnu Sabrimah, Sufyan Ats-Tsauri, Hamzah dan Ziyat mereka mengatakan: Kita adalah mukmin_Insya Allah_ dan mereka mencela kepada mereka yang tidak ber itstisna’. 
0 komentar

Tafsir Surat Yusuf Ayat 4

 Oleh: Muslich Khumaidi


إذ قال يوسف لأبيه يا أبت إني رأيت أحد عشر كوكبا والشمس والقمر رأيتهم لي ساجدين.
Artinya:
(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku , sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku."(QS. Yusuf 4)
A.    Mengapa memilih surat Yusuf:
Setiap surat di dalam surat memiliki keistimewaan masing-masing, karena seluruh surat dalam Al-Quran dari Al-Fatihah sampai An-Naas merupakan mu’jizat dari Allah. Adapun surat Yusuf memiliki beberapa keistimewaan, diantaranya sebagai berikut:
1.    Pada ayat ketiga dari surat yusuf disebutkan bahwa ia merupakan Ahsanul Qoshoshi (Kisah yang paling baik).
2.    Surat Yusuf adalah satu-satunya surat di dalam Al-Quran yang menjelaskan kisah Nabi Yusuf as. dalam satu surat.
3.    Surat Yusuf mengajarkan kepada kita sebuah “rahasia Ilahi” yang boleh jadi kita menganggap sebuah taqdir yang Allah berikan buat kita adalah sebuah musibah buat kita, namun sesungguhnya ia merupakan sebuah anungrah yang luar biasa indah.
4.    Ayat ini ada kaitannnya dengan masalah sains modern.

3 komentar