Tafsir Surat Yusuf Ayat 4

 Oleh: Muslich Khumaidi


إذ قال يوسف لأبيه يا أبت إني رأيت أحد عشر كوكبا والشمس والقمر رأيتهم لي ساجدين.
Artinya:
(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku , sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku."(QS. Yusuf 4)
A.    Mengapa memilih surat Yusuf:
Setiap surat di dalam surat memiliki keistimewaan masing-masing, karena seluruh surat dalam Al-Quran dari Al-Fatihah sampai An-Naas merupakan mu’jizat dari Allah. Adapun surat Yusuf memiliki beberapa keistimewaan, diantaranya sebagai berikut:
1.    Pada ayat ketiga dari surat yusuf disebutkan bahwa ia merupakan Ahsanul Qoshoshi (Kisah yang paling baik).
2.    Surat Yusuf adalah satu-satunya surat di dalam Al-Quran yang menjelaskan kisah Nabi Yusuf as. dalam satu surat.
3.    Surat Yusuf mengajarkan kepada kita sebuah “rahasia Ilahi” yang boleh jadi kita menganggap sebuah taqdir yang Allah berikan buat kita adalah sebuah musibah buat kita, namun sesungguhnya ia merupakan sebuah anungrah yang luar biasa indah.
4.    Ayat ini ada kaitannnya dengan masalah sains modern.



B.    Tafsir Ayat
a.    Hubungan dengan ayat sebelumnya
Ayat sebelumnya adalah ayat 1-3:
Alif, laam, raa . Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Qur'an) yang nyata (dari Allah).
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.
Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Qur'an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.
Ayat sebelumnya ini sangat berkaitan erat dengan ayat yang ke-4 ini. Adapun Asbabun Nuzulnya adalah:
1.    Sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Jarir dari Ibnu Abbas mengatakan, para sahabat berkata kepada Rosulullah SAW: “ Wahai Rosulullah, kami mohon engkau bercerita kepada kami! Maka turunlah ayat:
“ Nahnu Naqussu ‘alika ahsanal Qososi” beliau juga meriwayatkan dari Mus’ab bin Said, dari Ayahnya ia berkata: “ Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, maka dibacakan kepada mereka beberapa waktu lamanya. Kemudian mereka berkata kepada beliau:”Ya Rosulullah sekiranya engkau bercerita kepada kami? Maka Allah menurunkan ayat pertama dan kedua dari surat Yusuf ini, lalu dibacakan kepada mereka berapa lamanya. Merekapun mengharap agar Rosulullah memberitakan kepada mereka. Kemudian Allah menurunkan ayat: “ Allahu nazzala ahsanal hadits” (QS: Az-Zumar: 23 )dan seterusnya.

2.    Al-hakim meriwayatkan hadits serupa. Dari ishak bin Rohuyah dari ‘Amr bin Muhammad al-Quraisyi al-Manqory. Ibnu Jarir juga meriwayatkan dengan sanad dari al-Mas’udi dari ‘Aun bin Abdullah ia berkata: “ Setelah para sahabat Rosulullah merasa bosan, maka mereka berkata: “ Wahai Rosulullah, turunkanlah kepada kami sebuah hadits, “ kemudian Allah menurunkan ayat: “Allahu nazzala ahsanal hadits” (QS: Az-Zumar: 23)
Kemudian mereka kembali merasa bosan dan memohon agar Rosulullah menurunkan apa yang lebih tinggi dari dari pada hadits tetapi dibawah Al-Qur’an, yang mereka maksudkan adalah kisah-kisah. Maka Allah menurunkan “ QS: Yusuf 1-3.
Ketika mereka menginginkan hadits, maka Allah menunjukkan mereka kepada sebaik-baik hadits. Dan ketika mereka menginginkan cerita , maka Allah menunjukan kepada mereka sebaik baik cerita.

b.    Penjelasan Ayat yang ke 4
Allah ta’ala berfirman: Wahai Muhammad, sebutkan kepada umatmu dalam ceritamu kepada mereka tentang kisah Yusuf AS, ketika ia berkata kepada ayahnya , yaitu Ya’qub bin Ishaq bin Ibrohim AS. Sebagaimana dikatakan imam Ahmad dari ibnu Umar, bahwa Rosulullah bersabda:
الكريم، ابن الكريم، ابن الكريم، ابن الكريم، يوسف بن يعقوب بن إسحاق بن إبراهيم".
“ Orang yang mulia, putra orang mulia, putra orang yang mulia, putra orang yang mulia; Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrohim”.
Hadits tersebut hanya diriwayatkan oleh al-Bukhori.
Ibnu Abbas mengatakan: “ Mimpi para Nabi adalah wahyu.” Para ulama’ tafsir telah membicarakan ta’bir (penafsiran) mimpi Yusuf tersebut, bahwa sebelas bintang menunjukkan saudara saudaranya yang berjumlah tepat sebelas orang laki-laki, sedang matahari dan bulan menunjukkan kepada ibu dan bapaknya, sebagaimana hal ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas, adh-Dhahak, Qotadah, Sufyan ats-Tsaury dan Abdur Rahman bin Zaid bin aslam.
Dalam riwayat lain disebutkan, telah menceritakan kepada kami Ali bin Said al-Kindi, dia berkata menceritakan kepada kami Al-Hakim bin Dzahir, dari as-Sudy dari Abdurrahman bin Sabit, dari Jabir Ia berkata: Seorang pemuda dari yahudi datang kepada Nabi SAW, disebutkan namanya adalah Bustanah al-Yahudy, maka ia berkata kepada Rosulullah: Wahai Muhammad kabarkan kepada ku akan bintang-bintang yang dilihat Yusuf bersujud kepadanya, apakah nama-namanya? Dia berkata: maka Rosulullah diam, dan beliau tidak memberikan jawaban sedikitpun, kemudian turunlah malaikat Jibril kepada Rosulullah dengan membawa kabar akan nama-nama dari bintang-bintang tersebut. Dia berkata : Maka Rosulullah diutus kepadanya: maka beliau berkata: Apakah kalian percaya jika ku kabarkan akan nama-namanya: ia menjawab: ya, maka Rosulullah berkata: Jarban dan Thoriq, dan Dzial, dan Dzul Kanifat, dan Qobast,/ dan Watsab, dan ‘amudan, dan al-Falik, dan al-Misbah, dan Dzaruh, dan Dzul faz’, dan Dhiya’, dan Nur. Maka orang Yahudi itu mengatakan: Demi Allah itu adalah nama-namanya.
Tafsir dari mimpi Yusuf tersebut menjadi kenyataan empat puluh tahun kemudian. Ada pulan yang mengatakan delapan puluh tahun kemudian. Yaitu ketika ia menaikkan kedua orang tuanya diatas singgasananya, sementara saudara-saudaranya berada didepannya, sedang merekan semua sujud kepadanya, dan Yusuf berkata :
“ Ya abati Hadza Ta’wilu Ru’yaya min Qoblu Qod Ja’alaha Robbi Haqqo”(QS: Yusuf 100)

c.    Kaitan ayat dengan sains modern
Kita bisa perhatikan beberapa versi terjemahan dari surat Yusuf ayat 4 berikut ini:
Departemen Agama RI
Ingatlah ketika Yusuf berkata pada anaknya: ‘Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud padaku”.
Rashad Khalifa
Recall that Joseph said to his father, “O my father, I saw eleven planets, and the sun, and the moon; I saw them prostrating before me.”
Yusuf Ali
Behold! Joseph said to his father: “O my father! I did see eleven stars and the sun and the moon: I saw them prostrate themselves to me!”
Pickthal
When Joseph said unto his father: O my father! Lo! I saw in a dream eleven planets and the sun and the moon, I saw them prostrating themselves unto me.
Shakir   
When Yusuf said to his father: O my father! surely I saw eleven stars and the sun and the moon — I saw them making obeisance to me.
Sher Ali
Remember the time when Joseph said to his father, O my father, I saw in a dream eleven stars and the sun and the moon – I saw them making obeisance to me.’
“Progressive Muslims”
When Joseph said to his father: “My father, I have seen eleven planets and the sun and the moon, I saw them submitting to me.”
Dengan membandingkan tujuh terjemahan Qur’an yang ada, ada dua macam terjemahan kata ‘kaukab’ pada ayat tersebut yaitu “bintang (stars)” dan “planet”. Misalnya, Rashad Khalifa, Pickthal and “Progressive Muslims” menerjemahkan kata “kaukab” dengan “planet”, sementara Depag RI, Yusuf Ali, Shakir, dan Sher Ali menerjemahkannya sebagai “bintang”. Untuk mengetahui terjemahan atau tafsiran mana yang paling mendekati kebenaran, pendekatan sains dapat digunakan. Dalam perspektif ilmu pengetahuan ada perbedaan yang jelas antara pengertian planet dan bintang. Menurut definisi, planet adalah benda langit (angkasa) yang mengelilingi matahari dan tidak menghasilkan atau memiliki cahaya sendiri. Bintang adalah benda langit yang memiliki dan menghasilkan cahaya sendiri. Berdasarkan kedua definisi tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa matahari digolongkan sebagai bintang karena matahari adalah benda langit yang menghasilkan cahaya. Dengan demikian, kata “kaukab” kurang tepat jika diterjemahkan sebagai bintang, karena “kaukab” cenderung merujuk benda benda langit yang lebih spesifik yaitu planet (bukan bintang). Hal ini juga didukung oleh Maurice Buccaile (Ilmuan Perancis yang telah masuk Islam) dan Kamus Inggris-Indonesia-Arab karya At-Tabik Ali yang secara tegas menerjemahkan “kaukab” sebagai planet.
Kebenaran kata “kaukab” yang diterjemahkan sebagai planet juga didukung oleh fakta bahwa pada buku-buku teks ilmu pengetahuan alam disebutkan bahwa jumlah planet yang telah ditemukan di tata surya kita adalah 9 yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Neptunus, Saturnus, Uranus, dan Pluto. Baru-baru ini (tahun 2004) ditemukan sebuah benda langit mirip planet yang mengelilingi matahari yang letaknya lebih jauh dari Planet Pluto (planet terjauh dari bumi). Jika benda langit ini dipastikan sebagai planet, maka telah ada 10 planet yang ditemukan. Dengan demikian masih ada satu planet lagi yang belum ditemukan karena menurut Qur’an ada 11 planet, dan ini kesempatan bagi ilmuan muslim untuk menemukan planet kesebelas.
  
d.    Hubungan dengan ayat sesudahnya
Allah berfirman mengabarkan kepada apa yang dikatakan oleh Ya’qub kepada putranya Yusuf, ketika ia menceritakan apa yang dilihatnya dalam mimpi yang ta’birnya tentang tunduknya saudara-saudara Yusuf, dan pengagungan mereka kepadanya secara berlebihan, dimana mereka besujud untuk mengagungkan dan menghormati, dan memuliakannya. Maka Ya’qub khawatir jika mimpi itu diceritakan kepada salah seorang saudaranya yang akan membuat mereka merasa dengki kepadanya, serta berusaha mencelakakannya karena kedengkian tersebut. Oleh karena itu, ia mengatakan:
“ La Taqsus Ru’yaka ‘Ala Ikhwatika FaYakidu Laka Kaida”
Karena dinyatakan dalam sebuah hadits, bahwa Rosulullah SAW bersabda:
“ Apabila salah seorang diantara kalian melihat sesuatu hal yang menyenangkan dalam mimpi, maka ceritakanlah hal itu, dan apabila melihat apa yang dibencinya dalam mimpi, maka berbaliklah kesisi yang lain dan meludahlah kesebelah kiri tiga kali, lalu memohonlah perlindungan kepada Allah, dari kejahatannya dan janganlah menceritakan kepada orang lain, karena mimpi itu tidak akan membahayakannya.”(HR. Abu Dawud no: 5021, Ibnu Majah no: 3908-3901, dan Imam Ahmad dari Abu Qotadah)

C.    I’robul Ayat
إذ: إذ الظرفية بفعل المضمر
قال يوسف: مضاف إليها الظرف
لأبيه : متعلقان بقال
يأبتي : يا حرف النداء، أبت منادى مضاف إلى  ياء المتكلم  التي حذفت وعوضت عنها التاء المكسورة أو المفتوحة
إني : إن حرف التوكيد، الياء : اسم إن
رأيت:  خبرها
أحد عشر : جزءان عدديان مبنيان على الفتح في محل نصب مفعول به لريت
كوكبا :  تمييز
و الشمس و القمر ر أيتهم لي ساجدين: الواو حرف عطف ، و الشمس والقمر : معطفان على أحد عشر كوكبا، ورأيتهم فعل و فاعل و مفعول به. و ليست تأكيدا لرأيتهم الألى، و لي متعلقان بساجدين، و ساجدين مفعول به ثان لرأيتهم، و أعرابها أبو البقاء حالا.


3 komentar

Sharing is caring. Share this article now!

3 komentar:

  1. Makasih penjelasannya terurai dengan baik.

    Sumber aslinya dimana ya kalau boleh tahu?

  1. Luar biasa bisa membedakan bid'ah ama sunnah

  1. Masya Alloh, terimakasih ilmunya🙏🙏🙏

Posting Komentar